Search This Blog

***Selamat Datang, Mari Bersama Wujudkan Indonesia Berswasebada Pangan BENIH JAGUNG HIBRIDA ASIA 1, ASIA 92, NUSANTARA, PRIMA, JAYA* Sygenta, Dupont, MKD, Mosanto, Basf***

Wednesday 15 December 2010

Hormon tumbuhan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/senyawa yang mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan, sebagaimana pada hewan, fitohormon juga bekerja dalam kadar yang sangat rendah di dalam sel/jaringan tumbuhan. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (disebut sebagai hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Karena itu, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances).
Karakteristik
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor ("pemicu" )transkripsi. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan melalui signal berupa aktivitas zat-zat reseptor. Bila konsentrasi suatu hormon telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu rasio tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel pada titik tertentu pada tumbuhan. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada sel-sel tersebut atau dapat pula ditransfer ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana.
Kelompok hormon
Terdapat ratusan hormon tumbuhan yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi. Terdapat enam kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins, biasa disingkat AUX), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), etilena (etena, ETH), dan brasinosteroid. Beberapa kelompok senyawa lain juga berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti asam jasmonat, asam salisilat, poliamina, dan triakontanol.
Pemanfaatan
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.
Fitoaleksin adalah suatu senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan diakumulasikan oleh tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen atau terpapar senyawa kimia tertentu dan iradiasi dengan sinar UV.[1][2] Dari sel-sel rusak dan nekrotik (sel yang mati sebelum waktunya) akan dikeluarkan suatu zat yang berdifusi ke dalam sel sehat di sekitarnya sehingga muncul respon dari sel sehat berupa pengeluaran fitoaleksin.[3] Fitoaleksin akan menjadi pertahanan tumbuhan saat terakumulasi/menumpuk dalam jumlah yang cukup untuk mencegah perkembangan patogen.[3] Beberapa contoh fitoaleksin yang dihasilkan oleh tanaman adalah:
just for widening coloum

* Capsidiol,
* Momilakton A,
* Momilakton B,
* Lubimin,
* Pisatin,
* Medicarpin,
* Rishitin,

just for widening coloum

* Glyceollin I,
* Phaseollin,
* Phaseollidin,
* Kievitone,
* Maackiain,
* resveratrol,
* dan lain-lain.[2]
Manfaat fitoaleksin bagi manusia
Beberapa studi telah mempelajari tentang potensi senyawa fitoaleksin untuk menjadi makanan fungsional bagi manusia.[4] Hal ini dikarenakan senyawa fitoaleksin memiliki aktivitas antioksidan, aktivitas anti-inflamasi, dapat menurunkan kolesterol, dan memiliki aktivitas anti-kanker sehingga dapat meningkatkan kesehatan manusia.[4] Salah satu senyawa fitoaleksin yang dimanfaatkan sebagai suplemen adalah resveratrol. Senyawa ini dapat melindungi jantung dan mencegah kanker prostat serta kanker payudara
Referensi
1. ^ (en)Yiu H. Hui, Roy Smith, David G. Spoerke (2001). Foodborne Disease Handbook: Plant toxicants. CRC Press. ISBN 978-0-8247-0343-1. Page.42-43
2. ^ a b (en)M. Daniel, R. P. Purkayastha (1994). . . CRC Press. ISBN 978-0-8247-9269-5. Page.1-14
3. ^ a b Lisnawita (2003). "Penggunaan Tanaman Resisten: Suatu Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman". Digitized by USU digital library: 1-6.
4. ^ a b (en)Boue SM, Cleveland TE, Carter-Wientjes C, Shih BY, Bhatnagar D, McLachlan JM, Burow ME (April 2009). "Phytoalexin-enriched functional foods.". J Agric Food Chem. 2009 Apr 8;57(7):2614-22. 57 (7): 2614-22 Diakses pada 19 Mei 2010.
5. ^ (en)Christelle M. Rodrigue, Nicole Arous, Dora Bachir, Juliette Smith-Ravin, Paul-Henri Romeo, Frédéric Galacteros, Marie-Claude Garel (Januari 2002). "Resveratrol, a natural dietary phytoalexin, possesses similar properties to hydroxyurea towards erythroid differentiation". British Journal of Haematology 113: 500-507 Diakses pada 19 Mei 2010.

No comments:

Post a Comment